Opini
Oleh: Sri Radjasa, M.BA (Pemerhati Intelijen)
ICJN – Aceh, Baru-baru ini publik dikejutkan oleh kabar rencana Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (DANANTARA) menanamkan dana awal sekitar Rp16 triliun di pasar modal. Investasi tersebut, menurut Chief Investment Officer (CIO) Pandu Patria Sjahrir, akan disalurkan ke Surat Berharga Negara (SBN) dan saham perusahaan-perusahaan dengan fundamental kuat, termasuk swasta.
Sekilas, langkah ini tampak sebagai strategi elegan negara dalam menggerakkan ekonomi berbasis aset produktif. Namun, di balik narasi modernisasi dan efisiensi investasi itu, terdapat potensi jebakan klasik yang selalu menghantui perjalanan ekonomi Indonesia berupa konflik kepentingan, nepotisme, dan oligarki yang mengintai setiap celah kebijakan publik.
Oligarki di Balik Bayang Investasi Negara
Nama Pandu Patria Sjahrir bukanlah nama asing di lingkaran elite ekonomi Indonesia. Ia adalah keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, sekaligus pejabat yang punya pengaruh besar dalam kebijakan ekonomi strategis. Selain itu, Pandu juga merupakan Wakil Direktur Utama PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan Komisaris Utama GoTo Financial.















































Komentar