Selama berada di New York, Wilson menginap di Millennium Hilton New York One UN Plaza, hotel elit yang biasa menjadi markas para diplomat tinggi dunia — hanya beberapa langkah dari jantung keputusan global. Dari tempat itu, langkahnya akan menuju podium PBB, membawa petisi solidaritas internasional agar aturan hukum dunia ditegakkan dan krisis kemanusiaan dihentikan.
Isu yang akan ia angkat bukan hal sepele. Dunia kini tengah diselimuti kegelapan:
pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, penahanan tanpa dasar, hingga pembiaran pembantaian massal. Semua terjadi di depan mata — sementara dunia memilih diam.
Dan di tengah keheningan itulah, Wilson Lalengke berdiri tegak.
Ia menolak tunduk pada kebisuan. Ia datang bukan sebagai pejabat, tapi sebagai wakil nurani rakyat Indonesia — bangsa yang pernah dijajah, tapi tak pernah kehilangan rasa kemanusiaannya.
Sebagai Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dan lulusan Global Ethics, Birmingham University – Inggris, Wilson membawa satu pesan tajam ke jantung dunia:
bahwa rakyat kecil pun berhak bersuara, dan suara kebenaran tak boleh dikubur oleh politik kepentingan.




















































Komentar