Wilson Lalengke juga mengingatkan rakyat agar tidak terjebak dalam politik uang yang hanya melahirkan “pemimpin dadakan” tanpa kapasitas. “Rakyat jangan lagi jadi korban money politics. Jangan jual suara hanya karena sembako atau uang recehan. Pilihlah pemimpin yang betul-betul bisa membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.
Wilson Lalengke dikenal luas sebagai aktivis pers dan demokrasi yang konsisten menyuarakan kritik terhadap kebijakan negara, terutama yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Sebagai Ketua Umum PPWI, ia aktif membela kebebasan pers warga dan kerap turun langsung mengadvokasi jurnalis maupun masyarakat sipil yang mendapat tekanan.
Pendidikan akademiknya pun terbilang mumpuni. Wilson Lalengke merupakan lulusan S-1 Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan dari Universitas Riau, kemudian melanjutkan studi pasca sarjana bidang Global Ethics di Birmingham University, England; dan Applied Ethics di Consortium of Utrecht University, The Netherlands, and Linkoping University, Sweden. Puncaknya, ia mengikuti PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012, program strategis yang mencetak kader pemimpin bangsa.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman advokasi tersebut, kritik Wilson Lalengke dinilai merefleksikan keprihatinan mendalam terhadap kualitas demokrasi Indonesia yang masih dikuasai kepentingan uang dan oligarki. (SAD/Red)















































Komentar