Mengingat lambannya pengerjaan proyek tersebut, dari beberapa informasi yang berhasil dihimpun dilokasi proyek mulai meragukan bahkan sumber pun tak segan untuk memperkirakan jika pekerjaan proyek UBB akan gagal menyelesaikan pekerjaanya tepat waktu.
Beberapa kalangan juga mempertanyakan bagaimana kampus sekelas UBB yang dikenal melahirkan banyak insinyur teknik malah berhadapan dengan persoalan mendasar dalam pengawasan proyek fisik di lingkunganya mereka sendiri.
Hemat mereka persoalan ini tidak sekadar masalah penambahan durasi kontrak atau sanksi denda bagi pelaku usaha jasa. Namun hal ini menyangkut nama besar UBB sebagai lembaga akademik yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Babel yang melahirkan lulusan teknik sipil. Jika proyek internal saja amburadul dan serampangan bagaimana mungkin masyarakat akan percaya terhadap kualitas teknisi yang bakal dihasilkan di masa depan.
Bayangan Catatan Kelam
Kritik dan sorotan tajam pun mengarah ke pihak PPK dan PPTK yang dinilai ikut bertanggung jawab atas pekerjaan yang harus selesai dengan tepat waktu. Kedua perangkat yang mewakili Dinas terkait dinilai sangat lemah dalam hal pengawasan sehingga pengerjaan proyek yang menelan miliaran dana APBD hasil dari pembayaran pajak rakyat itu menjadi terlambat.
Kekhawatiran publik semakin kuat mengingat catatan kelam yang pernah dialami UBB pada proyek sebelumnya, pembangunan Gedung Auditorium dengan dana APBD puluhan milyar berakhir tragis. Pembangunan gedung itu ambruk dan kini terbengkalai bagaikan rumah penunggu siluman.















































Komentar